Hal ini terutama berlaku jika engkau melakukannya dalam keadaan mahabbah (cinta) yang dalam, syauq (kerinduan) dan ta'zhim (penghormatan). Engkau harus menyadari ketika melakukan hal itu bahwa sumber segala barokah ALLAAH yang telah diberikan kepadamu dan seluruh makhluk adalah Muhammad Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam dan bahwa cahaya agungnya adalah titik awal penciptaan..
Juga mencoba untuk membayangkan beliau shallallahu alaihi wa sallam ada di depanmu saat engkau memberikan sholawat pada-NYA, bayangkan bahwa engkau sedang berada di Raudhahnya yang diberkati atau Shubbāk nya (jendela di depan makam beliau). Memberikan sholawat kepadanya seolah-olah engkau berada di sana sampai pintu futuh dibuka untukmu dan tabir diangkat..
Jika engkau memberikan sholawat kepada beliau Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam dalam keadaan ini, maka akan membawa manfaat tak terbatas dan akan menghasilkan amalan yang tidak bisa dibandingkan dengan amalan baik apapun. Ini akan menjadi sarana pemurnian dan membantu engkau dalam perjalananmu menuju ALLAAH..
Jika engkau tidak memiliki guru tashawwuf, sholawat akan menjadi perantara sebagai pengganti guru untuk bisa dekat dengan ALLAAH. Jika engkau sudah memiliki guru, sholawat akan memperkuat hubungan spiritualmu kepadanya sehingga pintu kepada Nabi bisa dibuka lebih cepat..
Hadits Ubay bin Ka'ab adalah bukti yg kuat dari manfaat menganugerahkan sholawat pada Nabi..
أنَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا اللهَ جَاءَتِ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ المَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ المَوْتُ بِمَا فِيهِ، قَالَ أُبَيٌّ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلاَةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلاَتِي؟ فَقَالَ: مَا شِئْتَ. قَالَ: قُلْتُ: الرُّبُعَ، قَالَ: مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ، قُلْتُ: النِّصْفَ، قَالَ: مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ، قَالَ: قُلْتُ: فَالثُّلُثَيْنِ، قَالَ: مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ، قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ: إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
RasuluLLAAH shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah berlalu duapertiga malam bangun dan berkata: “Hai manusia, berdzikirlah kalian kepada ALLAAH, berdzikirlah kalian kepada ALLAAH. Pasti datang tiupan pertama yang menghancurkan alam. Lalu mengikutinya tiupan kedua yang membangkitkan. Kematian dan semua yang ada padanya pasti datang. Kematian dan semua yang ada padanya pasti datang.”
Ubay bertanya: “Wahai RasuluLLAAH, saya ingin memperbanyak shalawat untukmu, berapa banyak aku harus bershalawat untukmu dari do’aku?” Beliau menjawab: “Terserah kamu.” Ubay bertanya: “seperempat?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, itu baik untukmu.” Ubay bertanya: “Kalau setengah?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, itu baik untukmu.” Ubay bertanya lagi: “Kalau dua per tiga?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, itu baik untukmu.” Ubay bertanya: “Kalau begitu aku jadikan do’aku semuanya untuk (bershalawat atas)-mu.” Beliau menjawab: “Jika demikian, pasti dicukupkan kebutuhanmu dan diampuni dosamu.”
(HR At Tirmidzi dlm Aabwab shifatil-qiyamah war-riqaq, bab ma ja`a fi shifat awanil-haudl no. 2457)..
Dalam riwayat Imam Ahmad, ada tambahan di akhir hadits tersebut sbb ;
إِذَنْ يَكْفِيَكَ اللهُ مَا أَهَمَّكَ مِنْ دُنْيَاكَ وَآخِرَتِكَ
Jika demikian, ALLAAH pasti mencukupkanmu apa yang jadi kebutuhanmu di dunia dan akhirat."
(HR Ahmad dalam Al Musnad, hadits at-Thufail ibn Ubay ibn Ka’ab ‘an abihi , no. 21242).
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu ta’ala anhu mengatakan bahwa dari hadits di atas terdapat keutamaan bersholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Juga terdapat perintah untuk bersholawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga diambilkan dalil dari hadits di atas bahwa para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum sangat perhatian terhadap amaliyah sholawat. Dan telah terdapat dengan jelas hadits-hadits yang kuat yang menunjukkan keutamaan bersholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam..
Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul-Ahwadzi Syarah Kitab Sunan at-Tirmidzi menjelaskan bahwa maksud pernyataan Ubay adalah ia sering berdo’a dan ia ingin sekali dalam setiap do’anya itu disertakan shalawat untuk Nabi Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam. Maka ia bertanya kepada beliau berapa banyak dari saat berdo’anya itu yang diperuntukkan shawalat untuk beliau? Maka Nabi Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam mempersilahkan mau ¼, ½, 2/3 atau bahkan semua waktu berdo’anya diisi dengan shalawat untuk Nabi Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam pun bagus-bagus saja. Sebab semua kebutuhan yang dimohonkan dan semua dosa yang diistighfarkan juga otomatis akan diijabah oleh ALLAAH SWT melalui shalawat untuk Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam.
Bila engkau membacanya 100 kali sehari maka mustahil Nabi tidak memperhatikanmu. Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi rahimahuLLAAHu Ta'ala anhu mengatakan barangsiapa bersholawat dengan kalimat ;
Assholatu wassalamu alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatullahi wabarokatuh , maka seakan-akan ia sedang berziarah ke makam Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam. Dan kalimat itu juga mengandung panggilan kepada Nabi. Dan beliau Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam apabila dipanggil, maka selalu datang dengan tidak menoleh, melainkan dengan menghadapkan seluruh tubuhnya..
ALLAAHumma sholli alaa Sayyidinaa Muhammad wa aalihi wa sohbihii wa sallim.. walaa hawla walaa quwwata illa biLLAAH..
Share This :
0 komentar